Ingat Singkawang ingat makanan. Pulang ke kampung halaman tanpa mencicipi makanan khas kesukaan rasanya kurang lengkap. Tak heran, kalau pulang ke Singkawang kita pun rela mengunjungi langganan kita untuk menikmati suguhan khas yang susah ditemui di kota besar. Kelaparan di malam hari bukanlah persoalan, karena deretan gerobak yang menjual berbagai jenis makanan di pasar Hong Kong siap menuntaskannya .
Beginilah Potret jalan Bawal di siang hari.
Dan ketika sore mulai tiba.
Gerobak-gerobak pun mulai berdatangan ke lokasi.
Mereka menata meja dan kursi.
Serta berbagai perlengkapan untuk berjualan.
Wah yang jualan bubur baru sampai, dan yang jualan es sudah stand by.
Semakin sore, gerobak-gerobak akan semakin memadati lokasi.
Inilah pemandangan deretan gerobak.
Berikut perbedaan waktu antara siang dan sore di jalan Bawal.
Tampak depan (jalan Bawal), yang akan menjadi Pasar Hong Kong di malam hari.
Gerobak-gerobak yang berjualan juga merambah ke jalan Setia budi.
Ketika malam tiba, lampu-lampu neon pun mulai menyala.
Jejeran gerobak makanan akan terang benderang oleh cahaya lampu.
Moi liong bon loi !
(Bubur dua mangkok !)
Kalau hujan, terpal pun telah siap sedia untuk berteduh.
Kincipan sam pau, phak cam kai fon liong pau.
(Kwetiau tiga bungkus, nasi ayam dua bungkus).
Nga moi lok chun he, pan sang suk tia Ko.
(Bubur saya pakai telur setengah matang ya Ko).
Bang , nasi pake rendang, telor dan cabe ijo ya.
Mereka berjualan sampai larut malam bahkan ada juga yang sampai subuh.
Gemerlap sudut pasar Hong Kong, Singkawang 2006.
Sekian.
-rdt- (Pictures by Bobby Bong).